Jumat, 19 November 2010

Dedicated for you, Dad :'(

Baru sekali ini saya merasa benar - benar kehilangan. the crucial thing in my life was lost. ya, benar - benar hilang dan pergi. Hari ini tepat malam ke 7 berpulangnya AYAH saya kembali ke hadapan ALLAH. rasanya lebih sakit dari pada kehilangan pacar, atau sekedar kehilangan telefon seluler.

setelah mengalami masa - masa sulit dan beberapa kali mengalami stroke, collapse, pemasukan alat ke dalam organ2, sampai akhirnya papa di panggil ALLAH, susah buat mengikhlas kan, susah buat nerima kenyataan kalo saya sekarang anak yatim, susah untuk berusaha kuat dan tegar. all of regreting feel in my heart. saya nyesal belum bisa jadi orang, saya nyesal belum bisa jadi kebanggan, dan saya menyesal saat tidak bersama dia di saat terakhirnya.


saya sempat mengalami sakit dan diopname di sbuah rumah sakit, dan ternyata malem dimana saya tidur dirumah sakit, ayah saya pun harus diopame dirumahsakit yang berbeda tetapi tetap dihari yang sama. 2 minggu ayah saya dirawat, dihari terakhirnya dirumah sakit dia terlihat lebih segar dari biasanya, tidak jarang juga senyum di wajahnya. mungkin awalnya saya berfikir karna kondisinya yang mulai membaik dan kebetulan dihari itu ayah saya didatangi banyak sekali teman- teman sewaktu mudanya. saya senang melihat dia tersenyum, karna untuk berkomunikasi dengan orang lain saja sulit rasanya. saya dan kakak- kakak saya mengurusi segala urusan rumah sakit, pada waktu check-out dan ingin dimasukan ke dalam ambulance dia gelisah, ternyata merasa gerah krn selimut rumah sakit, akhirnya saya ambilkan sebuah kain tipis yang memang selalu ada dimobil saya, dan menjadikannya sebagai selimut.

tepat 7 hari setelah kepulangannya dari rumah sakit, dia akhirnya berpulang ke rumah ALLAH, saya yang dikabarkan secara express oleh kaka saya, langsung histeris dan lepas kontrol. saya memang tidak tinggal serumah dengannya, tetapi kaka saya selalu mengecek perkembangan dirinya. saat itu saya baru benar2 pulang kuliah dan langsung brangkat kerumah duka, saya tidak peduli orang bilang apa, saya tidak peduli diri saya, yang saya pikirkan saya hanya ingin selalu disampingnya, sampai ia benar2 masuk ke dalam liang lahatnya. penyesalan saya adalah tidak bersamanya di nafas terakhirnya. saya membuka kain yang menutup mukanya dada saya terasa sesak begitu melihat dia sudah terbaring dingin dan pucat pasi. dan kain yang saya kasih sewaktu dirumah sakit masi melingkari tubuhnya dan menemaninya sampai akhir hayatnya. :'((
saya paling takut untuk melihat jenazah jika ada orang tua teman atau kerabat yang meninggal dunia, tapi yang saya alami saat itu. saya tidak mau sedikitpun meninggalkan jasad ayah saya.

sampai prosesi penguburanpun saya masi sulit untuk menerima kenyataan, saya berusaha mengiklas kan, karena saya yakin ia pun merasa kesakitan dengan berbagai macam penyakit yang dideritanya. support dan bantuan dari teman dan kerabatpun banyak membantu saya untuk bangkit. dorongan dari pacar dan sahabat - sahabat saya juga sangat berarti.
saya tetap memiliki seorang ibu wonder women, dan 2 orang kakak yang hebat untuk menenangkan saya. mereka yang sekarang yang menjadi hal terpenting dan prioritas hidup saya, disamping saya membisikan beberapa janji ke telingan ayah saya sebelum dibalut kain kafan.

memang semua manusia harus bangkit dari keterpurukannya, hal itu yang saya sedang jalani untuk menghilangkan kesedihan dan mengurangi tangisan. walaupun sejujurnya sampai saya menulis postingan ini air mata tetap saja menetes. dan membayangkan senyum itu adalah senyum terakhirnya



Selamat Jalan Pa, Istirahat yang Tenang ya disana.
Aku selalu ngedoain papa dari sini..